REVELATION

REVELATION
THE GREATEST KNOWLEDGE IS THE REVELATION FROM GOD

28 July 2008

Unforgettable Christmas

Bacaan: Mat 2:8-20

Mat 2:11 “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”

Pada tanggal 17 Desember 1903, Wilbur dan Orville Wright berhasil membuat sebuah sejarah baru dalam dunia penerbangan, yaitu untuk pertama kalinya manusia dapat terbang. Di sebuah bukit bernama Kill Devil Hills, Wright bersaudara berhasil menciptakan pesawat terbang sederhana yang mampu membawa mereka terbang pertama kali di udara selama 12 detik.

Dengan gembira mereka bermaksud menceritakan kabar sukacita itu. Wright bersaudara mengirimkan telegraph kepada kakak mereka untuk memberitahukan hal tersebut dan mengatakan pula akan kembali ke rumah mereka saat Natal. Sang kakak segera menyampaikan berita tersebut kepada surat kabar. Namun demikian, keesokan harinya berita yang dimuat dalam surat kabar hanyalah mengenai rencana Wright bersaudara akan pulang untuk Natal. Mereka melupakan pesan terpenting bahwa untuk pertama kalinya manusia di dunia dapat terbang!

Firman Tuhan hari ini mengisahkan akan para gembala di padang yang mendengar kabar sukacita dari para malaikat mengenai kelahiran Mesias. Ketika mereka mendengar pesan yang disampaikan tersebut, mereka segera bergegas berangkat dan mencari dimana bayi itu dilahirkan. Para gembala berhasil menangkap pesan Natal tersebut dengan baik dan segera meresponinya dengan hati yang terbuka.

Natal selalu mengingatkan kita akan kabar sukacita. Berita Natal pada hari ini adalah agar kita senantiasa merenungkan akan arti kelahiran Yesus dan tidak melupakan pesan utama Natal, yaitu Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Selamat hari Natal.

Christmas without Christ inside our heart is nothing.

The Best Defense

Bacaan: Yak 5:13-18

Yak 5:16b “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya”

Suatu hari saya menonton acara pertandingan bela diri di televisi. Acara ini menampilkan pertandingan antara satu jenis cabang bela diri melawan jenis cabang bela diri lainnya. Sebuah pewahyuan baru timbul ketika saya menyaksikan seorang judoka bertanding.

Judo merupakan salah satu olah raga bela diri yang mengutamakan teknik membanting dan mengunci dalam mengalahkan lawan. Hal yang menarik adalah posisi bertahan ketika seorang judoka menghadapi serangan lawan. Posisi pertahanan sempurna adalah dengan berlutut dengan muka menghadap ke tanah.

Penyerangan dan pertahanan merupakan dua hal yang penting. Ilmu militer mengajarkan bahwa pertahanan terbaik adalah penyerangan. Filosofi ini telah menyebar dalam paradigma olah raga dan seluruh nilai kehidupan. Tetapi paradigma ilahi mengatakan hal berbeda.

Pertahanan terbaik adalah dengan berlutut. Pertahanan sempurna adalah dengan berdoa. Pertahanan yang sulit ditaklukkan adalah dengan merendahkan diri di bawah kaki Tuhan. Ya, ketika kita menjadikan Tuhan kota pertahanan kita, maka Ia yang akan melakukan penyerangan dan penetrasi sebagai master of breakthrough.

Elia berlutut dengan muka menghadap tanah dan berdoa agar hujan turun. Yakobus dikenal dengan sebutan lutut unta karena ia selalu berlutut dan berdoa hingga lututnya hancur. Tanah di tempat ia biasa berdoa menjadi cekung mencetak dua lubang dari sepasang lutut pertahanan.

Let prayer be your best defense strategy.

The Best Food

Bacaan: Kel 16:1-15

Amsal 17:1 “Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.“

Apa makanan kesukaan Anda? Kita mungkin sering mendengar bahkan menanyakan pertanyaan tersebut kepada banyak orang. Tentunya jawaban yang bervairasi akan keluar dari selera yang berbeda. Saya teringat ketika beberapa tahun yang lalu saya mencoba untuk merintis usaha rumah makan. Hal pertama yang menjadi perhatian saya adalah jenis makanan terbaik apa yang akan dijual. Survei segera dilakukan untuk mendapatkan beberapa alternatif menu makanan terbaik.

Saya pernah mendapat kesempatan untuk mengunjungi banyak negara, menikmati makanan dari kelas berbintang hingga makanan di pinggir jalan. Mencoba makanan yang mahal hingga yang murah. Masakan yang terkenal hingga yang biasa saja. Kadang saya berpikir keras untuk menjawab apa makanan terbaik yang pernah saya cicipi. Akhirnya saya menemukan jawaban dari pertanyaan yang sulit ini. Makanan terbaik bagi saya adalah makanan yang dimasak dengan kasih.

Saya belajar menghargai setiap makanan yang diberikan untuk saya, terutama setiap makanan yang dimasak karena orang itu mengasihi saya. Salah satu contohnya adalah masakan istri saya tercinta, ibu maupun adik saya. Kenapa? Karena saya tahu bahwa ada bumbu kasih dalam setiap masakan yang disajikan.

Orang dapat memberikan saya makanan terenak dan termahal di dunia, tapi saya lebih menghargai makanan yang disajikan karena kasih. Sekalipun mungkin apa yang dimasak tidak seenak masakan hotel terkenal, tapi nilai dari makanan itu jauh lebih penting bagi saya. Saya selalu memuji, menghargai dan menghabiskan makanan cinta tersebut.

Let praise be a good tip of the love food.

The Heart Capacity

Bacaan: II Raja 4:1-7

II Raja 4:6 Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu mengalir.

Dunia teknologi saat ini telah berkembang dengan pesat sehingga semua data informasi berskala besar dapat masuk ke dalam memory card yang kecil. Hati kita bagaikan memory card kecil tersebut yang dapat diisi dengan kebenaran, kasih dan kuasa yang tak terbatas.

Seberapa besar kita membuka hati, sebesar itulah Tuhan dapat mengisi. Seberapa banyak bejana kosong yang disiapkan, sebanyak itulah minyak mengalir. Kasih dan keadilan Tuhan berjalan berpadanan. Karena kasihNya, Ia rindu memberi segalanya bagi kekasih-kekasihNya. Karena keadilanNya, Ia hanya memberi sebatas apa yang dirindukan kekasih-kekasihNya.

Seringkali kita melihat ada orang percaya yang bertumbuh, berfungsi maksimal dan memberi dampak yang kekal bagi komunitasnya. Di sisi lain, kita juga banyak menemukan orang percaya yang mengalami stagnasi, tidak berfungsi maksimal dan tidak memberikan perubahan bagi generasinya. Apa yang membedakan ke dua jenis orang ini? Kehausan hati yang berbeda. Pilihan yang berbeda.

Dunia mungkin melihat kita kecil dan tidak berarti, tetapi di dalam memory stick yang kecil ini tersimpan kekuatan informasi terbesar di muka bumi. Dalam dunia bisnis, orang yang mempunyai informasi akan menguasai dunia. Biar kebenaran yang tersimpan dalam hati kita terpancar hingga bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan.

Upgrade your heart capacity today.

Trust

Bacaan: Yoh 21:15-21

Yoh 21:17 “Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

Kepercayaan adalah sesuatu yang sangat penting. Rumah tangga hancur karena hilangnya kepercayaan. Pelayanan runtuh karena tidak adanya kepercayaan. Bisnis menurun karena rusaknya kepercayaan. Persahabatan hancur karena mengkhianati kepercayaan. Pemimpin kehilangan pengaruh karena mengabaikan kepercayaan. Semua masalah terjadi ketika hubungan hancur akibat hilangnya kepercayaan.

Hubungan kita dengan Tuhan dapat hancur karena hilangnya kepercayaan. Kepercayaan merupakan sesuatu yang mudah diucapkan tapi sukar dilakukan. Sedemikian pentingnya kepercayaan bagi Tuhan sehingga Ia mengatakan bahwa barangsiapa percaya kepadaNya maka mereka akan memperoleh hidup kekal. Tuhan rindu kekasih-kekasihNya selalu percaya akan janji dan pribadiNya.

Beberapa tahun lalu, sebuah buku dari Robert Schuller mengajar saya apa arti kepercayaan. Buku itu berjudul Trust God Who Trusts You. Percaya kepada Tuhan yang selalu percaya kepadamu! Setiap kali saya mengingat kalimat itu, air mata menetes dari mata saya. Ya, Tuhan selalu percaya kepada kita.

Ia percaya kepada Petrus sekalipun Petrus pernah menyangkal diriNya. Ia memulikan kembali kepercayaanNya pada Petrus dan memberi kesempatan pada Petrus untuk kembali dapat dipercaya. Petrus menjawab kepercayaan itu hingga mati disalib terbalik bagi Yesus, sumber kepercayaannya.

Tuhan selalu percaya dan memberikan kesempatan kepada kita untuk bangkit dari kegagalan. Bagian kita saat ini adalah percaya kepadaNya. Percaya bahwa Ia selalu dapat dipercaya, memelihara dan memberi yang terbaik bagi kita.

Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (I Kor 13:7).

Trust God who trusts you.

Balance of Love

Bacaan: Mar 12:28-34
Mar 12:30-31 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri...”

Hidup berbicara mengenai keseimbangan. Keberhasilan dalam hidup terjadi ketika orang dapat memiliki keseimbangan. Time management yang baik dan pengaturan prioritas merupakan harmonisasi kunci mencapai sukses.

Yesus mengajarkan sebuah prinsip keseimbangan yang menghasilkan kuasa terbesar di muka bumi yaitu kasih. Prinsip hukum kerajaan surga dibagi menjadi dua elemen, yaitu kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama manusia dan diri sendiri.

Salib selalu berbicara mengenai dua unsur, yaitu hubungan vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal dengan sesama manusia dan diri sendiri. Diperlukan keseimbangan antara mengasihi Tuhan dengan mengasihi sesama dan diri sendiri. Ekstrim di salah satu kutub akan menghasilkan ketidakseimbangan. Perpaduan kedua unsur ini akan menghasilkan kuasa terbesar untuk mengubah sejarah kehidupan manusia.

Seringkali orang percaya terjebak untuk ekstrim mengasihi Tuhan tanpa pernah menunjukkan kasih kepada sesama. Di sisi lain, seringkali orang percaya terjebak untuk ekstrim hanya mengasihi sesama tanpa mengenal Tuhan yang mengasihi mereka. Perbuatan amal sosial tanpa pengenalan akan Tuhan hanya menjadi sebuah legalitas Farisi.

Yang mengherankan adalah ada banyak orang percaya yang menocba mengasihi Tuhan dan sesama tapi mereka tidak bisa mengasihi diri sendiri. Orang yang tidak bisa menerima keberadaan diri sendiri, tidak bisa menghargai diri sendiri dan tidak bisa mengasihi diri sendiri, akan sukar untuk bisa menerima, menghargai dan mengasihi sesamanya manusia serta Tuhan yang tidak terlihat.

Ada kuasa yang tercipta dalam keseimbangan kasih.

The Judas' Kiss

Bacaan: Mat 26:47-50

Kidung 1:2 “Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur.”

Salah satu bentuk pasangan mengekspresikan kasih adalah dengan melakukan lip kissing atau lebih dikenal dengan nama French kissing. Bentuk ekspresi gairah ini dapat menaikkan tekanan darah 2 kali detak jantung normal, sirkulasi darah dan akselerasi metabolisme tubuh. Ciuman yang bergairah dapat membakar 20 kalori per menit dan meningkatkan level cortisone, hormon yang menjaga kondisi tubuh.

Namun demikian, French kissing mempunyai efek negatif. Para ahli mengatakan bahwa lebih dari 40.000 parasit dan 250 jenis bakteri dipertukarkan selama melakukan French kissing. Sebuah ciuman yang sangat berbahaya!

Alkitab mencatat ada sebuah ciuman maut yang lebih mematikan daripada French kissing, yaitu ciuman Yudas. Ciuman pengkhianatan. Ciuman yang menjual Yesus. Ciuman kemunafikan. Ciuman nafsu yang mementingkan diri sendiri.

Hal ini mengingatkan kita akan salah satu bentuk kata dari penyembahan yaitu proskuneo, yang seringkali digambarkan sebagai bentuk hubungan intim antara suami istri, atau juga bagaikan seekor anjing yang mencium atau menjilat tangan tuannya.

Tuhan mengecam bangsa Israel karena memberikan penyembahan tanpa keintiman. Betapa seringnya kita memberikan sebuah ciuman Yudas dalam penyembahan kita. Penyembahan tanpa kasih. Penyembahan tanpa pengertian. Penyembahan tanpa kesungguhan hati. Semua itu merupakan kekejian dan korban yang memuakkan Tuhan. Mari pagi ini kita awali hari dengan memberikan sebuah ucapan syukur yang menyenangkan hati Tuhan.

Let your worship kiss the throne of heaven.

Reply Please

Bacaan: I Sam 3:1-10

I Sam 3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."

Dalam dunia kerja, salah satu hal yang ditekankan dan diajarkan para senior executive perusahaan kepada saya adalah keharusan membalas. Seorang profesional harus mengetahui kode etik dalam membalas setiap pertanyaan, perintah atau informasi.

Saya harus belajar menerima dan membalas setiap telepon yang ditujukan kepada saya. Saya harus belajar menerima dan membalas semua SMS yang ditujukan kepada saya. Saya tidak boleh melarikan diri dari tangggung jawab dan tuntutan atas pekerjaan saya. Saya tidak boleh menunda dan mengulur waktu dalam membalas setiap missed calls, SMS, email atau bentuk komunikasi lainnya yang ditujukan kepada saya.

Ketika Tuhan memanggil Samuel kecil, ia tidak tahu bahwa Tuhan sedang berbicara kepadanya. Saat Samuel tahu bahwa Tuhan sedang memanggil dia, reaksi pertamanya adalah segera membalas panggilan Tuhan. Pada waktu Samuel tahu bagaimana membalas Tuhan, maka respon Tuhan adalah menyampaikan isi hatiNya dan sebuah promosi kepada Samuel untuk menjadi nabi bagi Israel.

Saya pernah membuat kesalahan besar dengan menunda membalas sebuah SMS di saat seseorang sangat-sangat membutuhkan saya. Saya menunda membalas sebuah panggilan telepon di saat seseorang sungguh-sungguh sedang membutuhkan saya. Semuanya terlambat, hanya sebuah penyesalan mendalam yang tersimpan.

Sama seperti Tuhan rindu agar kita membalas sapaan cintaNya, marilah belajar membalas dengan segera panggilan orang-orang yang membutuhkan kita. Jangan pernah menunda, ingatlah bahwa sebuah promosi ditentukan dari kemampuan membalas.

Listen to His small voice calling on your name today.

Hold On Please

Bacaan: Peng 3:1-11

Peng 3:11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Dalam dunia investasi kita mengenal adanya tiga sikap dalam menghadapi reaksi pasar, yaitu buy, sell dan hold. Investor yang berpengalaman biasanya tahu bagaimana menyikapi keadaan, baik dalam keadaan untung maupun rugi.

Kemampuan untuk hold, atau tidak melakukan transaksi sambil menunggu keadaan pasar, merupakan salah satu indikator penting keberhasilan. Masalah seringkali terjadi ketika para pemain selalu teburu-buru dalam mengambil keputusan. Banyaknya faktor eksternal dan internal terkadang membuat investor yang kurang berpengalaman cenderung tidak bisa menanti waktu yang tepat.

Dunia yang seba cepat ini seringkali mempengaruhi tingkat kesabaran kita dalam menantikan janji Tuhan. Betapa sulitnya untuk bisa belajar percaya dan menunggu. Dibutuhkan hikmat untuk bisa mengerti dan menanti kairos Tuhan.

Banyak kali kita diperhadapkan dengan pilihan yang membutuhkan hikmat. Jika kita ragu dengan pilihan yang hendak kita buat, berhentilah terlebih dahulu. Tetaplah dengan keadaan sekarang sampai kita menemukan kepastian. Bertahanlah dalam doa, milikilah hikmat, setelah itu melangkahlah dengan keberanian.

Pahamilah prinsip HALTS, yaitu selalu berhenti. Janganlah membuat keputusan disaat kita sedang dalam keadaan HALTS, yaitu H (Hungry), A (Angry), L (Lonely), T (Tired), S (Sad). Semua kegagalan tokoh-tokoh besar dalam alkitab dan dunia terjadi ketika mereka selalu membuat keputusan tergesa-gesa dan tidak bisa berhenti untuk menantikan waktu Tuhan.

Hold on, wait upon the Lord and make a good choice.

Bull Riding

Bacaan: Gal 5:13-23

Gal 5:13 “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”

Bull riding atau mengendarai banteng merupakan salah satu dari tujuh pertandingan utama dalam acara rodeo profesional. Bull riding adalah cabang yang paling terkenal dan berbahaya dalam pertandingan rodeo.

Tujuan dari pertandingan bull riding adalah bertahan menunggangi seekor banteng liar selama 8 detik dengan satu tangan untuk mencapai kemenangan. Para cowboy yang menunggang banteng hanya diperbolehkan menggunakan satu tangan untuk memegang tali yang melingkari banteng. Gagal bertahan selama 8 detik ataupun menggunakan tangan yang bebas untuk memegang banteng maupun anggota tubuh sendiri berakibat diskualifikasi.

Namun demikian usaha 8 detik menunggangi banteng seberat 2000 pon ini merupakan usaha yang sangat berbahaya. Tidak sedikit cowboy yang terjatuh dan terluka karena ditanduk banteng. Sebuah perkataan yang sering dikutip mengenai bull riding adalah, “ it it is not if you get hurt, it is when!”

Dalam diri manusia terdapat sifat dosa yang sulit dikendalikan bagaikan banteng liar. Bermain-main dengan dosa merupakan sesuatu hal yang berbahaya. Bukan berbicara seandainya kita terluka karena bermain mengendarai dosa, itu hanyalah masalah waktu!

Seringkali hanya dibutuhkan waktu kurang dari 8 detik bagi iblis untuk membuat kita terpelanting dan tertanduk hingga binasa. Mari berhenti bermain dengan dosa! Ijinkan tangan Yesus yang berlubang mengambil alih tali yang melingkari banteng itu. Hanya kasih karunia yang membuat kita bertahan hingga keluar sebagai pemenang.

Stop playing with sin.

Cross of Royalty

Bacaan: Mar 15:15-39

Mar 15:17 “Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya.”

Warna ungu merupakan warna kerajaan. Hanya raja, imam atau orang kaya yang dapat memiliki karena harganya yang sangat mahal. Warna ungu, yang merupakan perpaduan antara warna merah dan biru, sangat dihargai oleh orang pada jaman dulu untuk pembuatan kain ungu.

Kain ungu merupakan barang penting dalam perdagangan pada jaman kejayaan Romawi. Jubah berwarna ungu yang terbaik pada jaman itu dapat berharga lebih dari lima ratus dolar. Diperlukan usaha keras untuk menghasilkan kain ungu tersebut.

Kata ungu sendiri berasal dari bahasa Yunani porphura. Kata ini mengacu kepada sumber pewarna dari kain tersebut yaitu sejenis kerang yang ditemukan di tepi laut Mediterania. Warna ungu ini bervariasi sesuai dengan jenis kerang (Murex trunculus) dan metode kain yang digunakan.
Bahan dasar celupan warna ungu yang diambil dari kerang ini bukanlah darah mereka, tetapi dari kelenjar tipis yang dimiliki kerang tersebut. Kerang berikut kelenjar ini harus dihancurkan sehingga menghasilkan cairan seperti susu berwarna keputih-putihan. Ketika terkena cahaya matahari dan udara maka campuran warnanya mulai berubah menjadi merah kebiru-biruan sehingga lebih menyerupai ungu.

Kebenaran ini mengingatkan saya akan kematian Kristus. Tubuh Yesus harus dihancurkan dan darahNya mengalir agar dapat menghasilkan jubah pengudusan bagi para kekasihNya. Tidak ada sesuatu yang gratis. Keselamatan kita hanya diperoleh karena Yesus rela mati diremukkan bagi kita. Sebuah harga yang sangat amat mahal!

No pain, no gain.
No cross, no glory.

Opportunity

Bacaan: Gal 6:1-10

Gal 6:10 “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”

Ada tiga hal yang tidak dapat ditarik kembali, yaitu waktu yang telah berlalu, perkataan yang telah diucapkan dan kesempatan yang telah terbuang.

Salah satu perbedaan antara orang sukses dan orang gagal adalah orang sukses mampu menggunakan kesempatan yang ada. Bahkan, ketika tidak ada kesempatan, mereka mampu membuat kesempatan!

Kisah hidup penyanyi tenor terkenal Frank Sinatra telah menginspirasi saya. Ketika Frank Sinatra masih belum menjadi penyanyi terkenal, ia bekerja sebagai seorang waiter. Suatu hari ketika ia sedang bekerja menunggui meja para pembeli, ia melihat seorang yang terkenal dalam industri musik duduk di sebuah meja. Frank Sinatra menangkap sebuah kesempatan untuk bisa memperlihatkan kemampuannya dalam bernyanyi. Ia segera menghampiri dan membersihkan meja orang tersebut sambil bernyanyi.

Sejarah mencatat bahwa hari itu menjadi titik tolak karir Frank Sinatra sebagai penyanyi terkenal. Ia direkrut dan dibina oleh orang tersebut karena mampu menangkap dan menggunakan sebuah kesempatan.

Dalam mitologi Yunani kuno, digambarkan bahwa dewa kesempatan itu memiliki baling-baling di sisi kanan dan kiri karena ia selalu bergerak dengan cepat. Selain itu, rambut dewa kesempatan bukan terletak di belakang kepala tetapi berada di muka. Orang Yunani mengatakan bahwa untuk menangkap dewa kesempatan, seseorang harus bisa menangkapnya sebelum ia datang. Saat dewa kesempatan sudah berada di depan maka ia tidak dapat ditangkap karena ia tidak memiliki rambut di belakang untuk ditangkap.

Create the opportunities.

The Roaring Lion

Bacaan: Amsal 30:24-31

Amsal 30:30 “Singa, yang terkuat di antara binatang, yang tidak mundur terhadap apapun.”

Amsal menggambarkan bahwa singa adalah yang terkuat diantara segala binatang. Kekuatan seeokor singa tidak diukur dari tajamnya gigi dan kuku. Bukan pula diukur dari berat badan ataupun kecepatan berlari. Juga tidak diukur dari kemampuan berkelahi.

Singa dikatakan menjadi yang terkuat karena singa tidak mundur terhadap apapun! Kekuatan seekor raja hutan diukur dari kekuatan mentalnya menghadapi musuh. Sebuah keberanian dalam menghadapi tekanan. Sebuah daya tahan dalam menghadapi masalah. Sebuah ketekunan dalam menghadapi problema kehidupan. Sebuah semangat yang tidak pernah menyerah. Bukti kekuatan mental sang juara.

Seorang pemenang tidak akan pernah mundur. Seorang pemenang juga tidak akan tinggal diam. Tinggal diam dan tidak melakukan apa-apa sudah merupakan sebuah kekalahan, apalagi jika mundur dari arena pertandingan sebelum berperang. Seorang pemenang bukanlah seorang yang tidak pernah gagal, tapi seorang yang tidak pernah berhenti mencoba.

Seekor singa akan mengaum ketika mempertahankan mangsa dan daerahnya. Yesus, sang singa dari Yehuda, telah membuktikan kekuatan sejatinya menjadi raja segala raja dengan tidak mundur dari jalan salib. Ia mengaum di Getsemani dan bertarung mempertahankan saudara dan saya mati-matian. Ya, itulah karakter seorang pemenang sejati.

Anda diciptakan untuk menjadi seperti seekor singa, dan bukan seekor kucing. Anda diciptakan untuk menjadi seorang pemenang dan bukan sebagai seorang pecundang yang selalu mundur di tengah jalan. Tetaplah tegak, tegar dan tengadah sebab Tuhan ada di samping Anda.

Kami tidak akan mundur atau tinggal diam!

The Flowing Ink

Bacaan: II Kor 3:1-18

II Kor 3:3 “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”

Ada beberapa unsur penting dalam penulisan sebuah surat, yaitu nama dan alamat yang dituju, isi surat, nama dan alamat si penulis, serta kertas dan pena yang digunakan. Kualitas sebuah pena tidak akan dapat dilepaskan dengan kualitas tinta yang digunakannya.

Tinta cair yang digunakan dengan buluh atau alang-alang dan kuas telah dimulai di Mesir dan China sejak 45 atau 50 abad yang lalu. Tinta pada waktu itu kemungkinan besar dibuat dari karbon dalam bentuk jelaga yang dicampur dengan minyak tanaman atau hewan. Dalam perkembangannya, tinta telah banyak mengalami kemajuan pesat. Teknologi telah memampukan tinta untuk memiliki kerekatan yang baik untuk mengalir melalui pena serta mencegah jamur dan pertumbuhan bakteri. Selain itu teknologi juga membantu kebasahan serta kestabilan tinta, atau mencegah mengeringnya tinta dalam pena.

Alkitab menyebutkan bahwa hidup kita adalah seperti surat terbuka yang ditujukan kepada dunia. Isi kehidupan kita seharusnya dapat menceritakan kisah cinta dari Yesus, sang penulis kehidupan kita. Namun demikian, Allah juga ingin menggunakan kita sebagai penaNya untuk mengguratkan kisah cintaNya kepada dunia ini.

Masalah terbesar muncul ketika kita bermaksud menuliskan sesuatu dalam kehidupan orang disekitar kita, namun kita tidak memiliki tinta kasih yang mengalir dalam hidup kita. Pelayanan yang tidak dipenuhi dengan Roh Kudus hanya akan membuat coretan dan guratan kasar yang tidak membuat perubahan dalam diri orang yang kita layani. Keringnya kehidupan pelayanan yang tidak memiliki aliran Roh Kudus hanya akan mencabik-cabik kertas kehidupan orang lain.

Let God’s love flow through your life.

Mengubah Dunia

Bacaan: Mat 5:13-16

Mat 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Salah satu tokoh negarawan yang saya kagumi adalah Mahatma Gandhi. Ketika India masih dijajah Inggris, Gandhi menjadi seorang pemimpin yang berhasil membawa India keluar menjadi bangsa yang merdeka. Gandhi percaya bahwa setiap orang harus dapat menjadi pembawa perubahan untuk melihat apa yang mereka inginkan dapat terjadi di dunia ini.

Gandhi merupakan seorang pemimpin yang revolusioner, namun ia membawa India menjadi bangsa yang merdeka tanpa memulai sebuah revolusi. Bahkan ia melakukannya tanpa kekerasan sama sekali. Gerakan Satyagraha yang dipimpinnya berhasil membawa perubahan bagi sebuah bangsa yang dahulu terpuruk hingga saat ini menjadi bangsa yang diperhitungkan dalam peta perdagangan dunia.

Gandhi mengatakan, “In a gentle way you can shake the world." Dengan sebuah cara yang lemah lembut, Anda dapat menggoncangkan dunia. Sungguh sebuah pemikiran yang berbeda untuk memperjuangkan sebuah kemerdekaan. Ada begitu banyak orang yang berjuang dengan demonstrasi dan kekerasan untuk dapat mengubah sesuatu, namun pada akhirnya hal tersebut berakhir dengan sia-sia.

Untuk menjad pembawa perubahan, Anda tidak harus berteriak. Anda juga tidak harus pandai berbicara. Anda tidak harus menjadi terpilih. Anda juga tidak harus menjadi sangat pandai atau berpendidikan. Yang Anda butuhkan adalah memiliki sebuah komitmen.

Yesus merupakan salah satu pribadi yang mengubahkan dunia dengan kasih. Ia menaklukkan dunia dengan kelembutan, bahkan Ia tidak bersuara sedikitpun ketika hendak diadili. Yesus tidak takut menhadapi apapun untuk melihat orang-orang yang dikasihiNya kembali dalam pelukanNya.

Perubahan selalu dimulai dari diri Anda terlebih dahulu.

Integritas

Bacaan: Amsal 11:1-6

Amsal 11:1 “Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.”

Seorang teman saya memberitahukan kepada saya bahwa ia baru saja keluar dari perusahaan tempatnya bekerja. Sekilas saya cukup terkejut dan mengira bahwa ia sudah mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik. Bagi saya tidak ada keraguan bahwa seorang anak muda yang pintar, rajin, berpretasi serta takut akan Tuhan bisa memperoleh pekerjaan baru dengan mudah. Namun kisah pengunduran dirinya membuat saya kembali terhening dan merenungkan kembali arti integritas.

Suatu hari dalam perhitungan kalkulasi budget ternyata ia menemukan bahwa ada dana milyaran rupiah yang hilang. Setelah melakukan pemeriksaan, ia menyadari bahwa ternyata uang tersebut diambil oleh atasannya untuk kepentingan pribadi. Ketika ia melaporkan hal ini kepada atasannya tersebut, maka ia diminta untuk membuat laporan fiktif bahwa seolah-oleh pengeluaran sangat besar dan melebihi budget yang dianggarkan. Atasannya menjamin bahwa tidak akan ada yang tahu dan berani mempertanyakan hal tersebut.

Alternatif kedua adalah ia diminta mengundurkan diri apabila tidak bersedia membuat laporan tersebut. Setelah bergumul panjang lebar, akhirnya teman saya membuat sebuah keputusan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Ia tidak mau melakukan kompromi atas iman dan kebenaran yang selama ini menjadi dasar keberhasilannya.

Firman Tuhan mengingatkan agar kita tidak membuat neraca yang serong. Saya percaya bahwa kualitas iman yang ada didalam diri seseorang akan terpancar keluar dengan seimbang ketika ada sebuah tekanan yang diletakkan atas neraca kehidupan. Itulah integritas.

Never ever compromise your faith.

Stress

Bacaan: Ibr 4:14-16

Ibr 4:15 “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”

Krisis. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan perekonomian di Indonesia. Tingginya inflasi turut membuat kondisi bangsa ini semakin terpuruk, terutama bagi kalangan masyarakat marginal. Beberapa kali saya membaca berita di surat kabar akan kisah orang-orang yang pada akhirnya bunuh diri karena stress maupun berakhir di penjara karena mencuri. Tekanan hidup yang semakin berat membuat banyak orang tidak dapat bertahan dan akhirnya memilih jalan pintas yang salah untuk mencoba keluar dari pergumulan mereka.

Dalam dunia kerja, baik pengusaha maupun karyawan juga memiliki tekanan yang berbeda-beda. Hal ini membuat kata “stress” seolah menjadi makanan sehari-hari yang tidak terpisahkan bagi para kaum eksekutif. Dead line, target, kompetisi seakan menjadi cambuk yang membuat para profesional bekerja bagaikan budak uang. Tampaknya tidak ada hari tanpa stress, dan terkadang seorang belum dikatakan sudah bekerja maksimal bila tidak mengalami kesibukan dan tekanan.

Ditengah dunia yang tampak begitu penuh dengan tekanan ini, saya bersyukur bahwa ada satu pribadi yang mengajarkan bagaimana melakukan stress management dengan baik. Pribadi itu adalah Yesus sendiri. Setiap kali saya mengingat Getsemani, saya selalu teringat betapa Yesus mengalami stress yang begitu besar. Pergumulan untuk mati menderita di kayu salib demi menanggung dosa dunia sehingga terpisah dari BapaNya membuat Ia begitu ketakutan dan tertekan. Yesus berdoa kepada Bapa dan memperoleh kekuatan untuk terus melangkah maju dan menjadi pemenang atas tekanan yang ada.

Yesus mengerti pergumulanmu.

Totalitas

Bacaan: Mar 12:28-34

Kol 3:23 “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

Salah satu tokoh yang saya kagumi dalam dunia pekerjaan adalah Steve Irwin. Sebagai pribadi yang sangat mencintai alam dan binatang, Steve merupakan sebuah figur yang terkenal berani menantang maut dalam menggeluti pekerjaan yang dilakukannya sebagai pembawa acara pada sebuah show di Animal Planet. Pria yang dikenal sebagai Crocodile Hunter ini meninggal dunia karena ditusuk oleh ikan pari ketika melakukan sebuah shooting di perairan Australia.

Walaupun saya tidak mengenal Steve, kepergiannya tersebut menimbulkan sebuah kesan mendalam di hati saya. Saya sangat salut terhadap totalitas yang diberikan dalam pekerjaan dan karirnya, terlebih ketika hal tersebut terpaksa merenggut nyawanya. Gairah dan keberanian yang dilakukannya mencerminkan sebuah ekspresi dari mimpi dan kecintaannya terhadap alam dan binatang. Tidak ada yang dapat mencegahnya melangkah maju sekalipun maut menjadi risiko pekerjaan setiap hari.

Salah satu pribadi lain yang menunjukkan totalitas dalam pekerjaan adalah Yesus. Ia berjalan berkeliling kota dan desa untuk memberitakan kabar baik sambil berbuat baik. Ia sibuk menyembuhkan orang sakit hingga larut malam. Sebagai guru, Yesus juga sibuk mengajar banyak orang akan kebenaran Dengan segenap hatiNya, Yesus terus bekerja dalam melakukan kehendak BapaNya, bahkan sekalipun itu menuntutNya untuk mati di kayu salib.

Hari ini yang Tuhan inginkan dari setiap kita adalah belajar untuk memberikan totalitas yang terbaik dalam pekerjaan kita.

God only wants 3 letters from you.
A-L-L.

Focus

Bacaan: Fil 3:10-14

Fil 3:14 “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku”

Tidak dapat disangal bahwa fokus adalah salah satu elemen penting yang diperlukan seseorang untuk mencapai tujuan. Ada kekuatan yang luar biasa di balik sebuah tujuan yang terarah dengan tajam. Bayangkan betapa hebatnya tenaga sinar matahari yang diarahkan dengan fokus kepada sebuah titik melalui kaca pembesar. Titik kecil yang terarah itu dapat membakar habis sebuah kertas, bahkan sebuah hutan.

Sedemikian berbahayanya kekuatan hidup yang terfokus sehingga iblis senantiasa berusaha membuat anak-anak Tuhan sibuk dan bahkan buta akan tujuan hidup mereka yang sesungguhnya. Terkadang pula ada begitu banyak pintu kesempatan yang terbuka dan membuat kita bimbang untuk melangkah karena seolah semua peluang yang ada tampak begitu sempurna. Tidak jarang terbersit keraguan apakah pilihan yang akan diambil merupakan keputusan yang tepat dan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bagaimana kerinduan rasul Paulus yang terutama adalah untuk mengenal Tuhan dan bersekutu denganNya. Fokus kehidupan Paulus hingga akhir hidupnya adalah senantiasa melekat kepada Tuhan. Itulah yang membuat ia bertahan dalam pelayanannya dan menjadi salah satu rasul terbesar dalam sejarah.

Ketika kita mulai menempatkan kembali Tuhan sebagai prioritas utama kita, maka saya percaya bahwa kekuatan kuasaNya akan bekerja dengan dashyat melalui hidup kita. Mari awali hari ini dengan mencari Tuhan terlebih dahulu, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita.

First thing first, put God first.

Fast

Bacaan: Kej 18:1-8
Kej 18:6 “Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"

Kecepatan merupakan suatu cara kerja yang harus dimiliki oleh setiap profesional Kristen. Orang yang bergerak dengan lambat pasti akan tertinggal ditengah perkembangan jaman yang semakin cepat ini. Sebagai contoh lihatlah bagaimana konsep fast food restaurant, delivery order maupun e-banking berlomba-lomba muncul sebagai upaya perusahaan menawarkan kecepatan sebagai bentuk pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

Dengan semakin banyaknya tanggung jawab yang diberikan kepada kita, maka kita dituntut untuk bekerja dengan cepat dalam meresponi setiap kebutuhan orang yang berada di sekeliling kita. Terkadang banyaknya kesibukan dapat membuat prioritas kita terpecah sehingga pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dengan tepat waktu menjadi tertunda.

Firman Tuhan hari ini menunjukkan bagaimana cara kerja Abraham, seorang pengusaha yang berhasil, dalam melakukan pelayanan yang baik kepada para tamu yang datang ke rumahnya. Ia memberikan respon yang cepat dalam menawarkan extra mile service. Abraham bahkan berlari untuk mempersiapkan yang terbaik bagi para tamunya.

Abraham memberikan pelayanan yang cepat dan memuaskan kepada para tamu yang belum dikenalnya, bukan kepada tamu yang sudah menjadi pelanggan maupun mitra bisnisnya. Abraham melakukan hal tersebut sekalipun sebagai seorang yang sudah lanjut usia, ia bisa saja bergerak lambat, namun gaya hidup yang cekatan membuat ia menjadi orang yang berhasil dan diberkati.

Do not put until tomorrow what you can do today!

Proyeksi Kehidupan

Bacaan: Yak 4:13-17

Yak 4:14 “sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.”

Salah satu pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap profesional adalah membuat perencanaan. Pada akhir tahun, biasanya perusahaan-perusahaan besar mulai sibuk untuk mempersiapakan rencana kerja dan target yang akan dicapai pada tahun berikutnya. Proyeksi dan key performance index mulai dibuat sehingga dapat membantu monitoring dalam pencapaian target.

Dalam penyusunan proyeksi tersebut pada umumnya perusahaan membuat perencanaan jangka pendek, yaitu untuk satu tahun ke depan. Proyeksi jangka panjang dapat dibuat, namun ada banyak variabel yang dapat berubah seiring dengan kondisi di masa mendatang. Perubahan situasi ekonomi, politik dan faktor makro lainnya membuat perencanaan ke depan menjadi suatu hal yang sukar dipastikan.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa manusia dapat merencanakan masa depan, namun seringkali jalan-jalan dan cara Tuhan berbeda dengan proyeksi kehidupan kita. Terkadang ada banyak bukit dan lembah yang harus kita lewati dimana hal tersebut tidak sesuai dengan potret rencana kehidupan kita. Visi hidup kita mungkin sudah selaras dengan tujuan Tuhan, tetapi misi atau cara yang kita rencanakan untuk menjalaninya mungkin berbeda dengan keinginan Tuhan.

Dalam menghadapi kenyataan tersebut, sikap yang harus dimiliki oleh kita sebagai anak-anakNya adalah fleksibel dan berserah. Mari belajar menyerahkan seluruh kehidupan kita ke dalam tangan kasihNya, imani bahwa sebagai bapa maka Ia akan selalu memberi yang terbaik bagi kita.

Relax and let God hold your future.

A Good Peanut

Bacaan: Lukas 17:11-19
Lukas 17:15-16 “Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya…”

Bagai kacang lupa akan kulitnya. Peribahasa tersebut mengingatkan kita agar dapat menjadi pribadi yang senantiasa mengingat akan kebaikan yang telah kita terima dari orang lain. Terkadang para profesional yang sudah sukses dan mapan mudah melupakan lingkungan yang telah membesarkannya, termasuk campur tangan keluarga maupun teman-teman yang sudah banyak menolong menapaki tangga keberhasilan.

Tidak dapat disangkali bahwa kebaikan orang merupakan salah satu hal yang harus diingat dalam kehidupan ini. Banyaknya kesalahan seseorang kepada kita harus dapat dilupakan, namun satu kebaikan orang tersebut terhadap kita harus tetap diingat seumur hidup.

Suatu hari Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta, namun demikian dari sepuluh orang yang disembuhkan tersebut, hanya ada satu orang yang kembali dan mengucap syukur kepadaNya. Sementara itu, sembilan orang lainnya yang telah disembuhkan tidak ada yang mengingat akan kebaikan yang telah diperbuat oleh Yesus bagi mereka.

Hari ini firman Tuhan mengajarkan agar kita dapat selalu mengingat kebaikan orang lain, terlebih dari itu, agar kita senantiasa mengingat akan kebaikan yang telah Tuhan berikan bagi kita. Mari sadari bahwa keberadaan kita pada hari ini terjadi karena ada sentuhan kasih dan dukungan doa dari orang-orang yang ada di sekeliling kita.

Remember the cross is the beginning of thanksgiving.

Caring

Bacaan: I Pet 5:1-4

Amsal 27:23 “Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu.“

Suatu hari saya membuat sebuah appointment untuk melakukan meeting dengan salah seorang branch manager sebuah bank. Ketika saya memasuki ruang meeting, saya melihatnya sedang membaca surat kabar. Saya berpikir bahwa itu adalah hal yang normal karena terkadang orang menghabiskan waktu untuk membaca sambil menunggu.

Hal yang menarik bagi saya adalah bahwa kebiasaannya membaca surat kabar di pagi hari tersebut selau diawali dengan membaca kolom duka cita. Beliau mengatakan bahwa perhatian yang diberikannya kepada nasabah yang sedang mengalami kedukaan jauh berarti dibandingkan dengan karangan bunga yang dihadiahkan kepada nasabah pada waktu pernikahan.

Ketika saya mendengar hal tersebut, saya teringat bagaimana seorang gembala harus mengenal keadaan domba-dombanya. Seorang gembala yang baik mengenal nama domba-dombanya, dan ketika salah satu dari domba-domba tersebut sakit atau terluka, maka sang gembala akan menggendong dan menjaganya.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan agar setiap orang percaya harus dapat menjadi seorang gembala yang baik bagi orang-orang yang ada di sekeliling kita. Seorang gembala harus belajar melayani dengan sukarela dan pengabdian diri, bukan hanya untuk mengambil keuntungan belaka.
Sebagai seorang pemimpin di kantor, bagaimana perhatian yang Anda berikan kepada anak buah Anda? Apakah Anda mengenal mereka dengan baik?

I don’t care how much you know,
until I know how much you care.

Nikodemus

Bacaan: Yoh 3:1-21

Yoh 3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"

Dalam perusahaan Jepang, senioritas memegang peranan yang sangat penting. Usia dan lamanya seorang bekerja di sebuah perusahaan menunjukkan bukan hanya tingkat pengalaman kerja dan loyalitas namun terkadang juga menggambarkan posisi seseorang. Semakin senior orang tersebut, maka semakin tinggi kedudukannya.

Sebagai profesional senior, kerendahan hati merupakan salah satu faktor yang seharusnya semakin menonjol. Seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Dalam hal ini, kualitas unggul tersebut dapat tercermin dari bagaimana seorang senior memiliki kebesaran hati untuk mau belajar dan mendengarkan orang lain, terutama terhadap orang yang lebih muda darinya. Namun demikian, terkadang para senior merasa lebih hebat dan sukar untuk mendengarkan para junior mereka.

Firman Tuhan hari ini mengisahkan akan Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi, seorang ahli taurat dan seorang yang kaya. Dibalik seluruh kebesarannya, Nikodemus memiliki keinginan yang dalam untuk dapat mengenal kebenaran yang disampaikan oleh seorang guru muda bernama Yesus. Satu hal yang menarik adalah Nikodemus memilih untuk menghampiri Yesus dan duduk mendengarkan pengajaranNya. Kerendahan hati tersebut memberikan sebuah pewahyuan yang mendalam akan arti kelahiran baru dan kasih karunia Allah akan dunia.

Mari kita mengawali hari ini dengan sebuah sikap yang senantiasa rendah hati dan mau belajar dari orang lain, termasuk orang yang lebih muda dari kita.

Greatness comes from a great heart.

Extra Service

Bacaan: Kej 24:10-27

Kel 24:19 “Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: "Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum."

Customer is the king. Kurang lebih demikianlah filosofi yang diyakini oleh para pengusaha maupun para pakar marketing. Pemahaman tersebut mendorong perusahaan untuk melayani setiap pelanggan dengan sebaik-baiknya sebagaimana layaknya seorang raja. Pelayanan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga dapat melakukan repeat order di masa mendatang.

Berbagai macam cara terus dikembangkan untuk dapat memenangkan kompetisi dan memperluas market yang sudah ada. Delivery order, internet banking, pelayanan 24 jam, pelayanan purna jual dan pendekatan lainnya coba dikemas untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan.

Firman Tuhan hari ini mengajarkan kita akan pelajaran dari seorang gadis muda yang tahu bagaimana memberikan extra service. Ribka memberikan respon positif terhadap seorang asing yang meminta minum darinya. Kemurahan hati dengan memberikan minum kepada Eliezer dilanjutkan dengan memberikan minum untuk sepuluh ekor unta Eliezer hingga puas.

Pelayanan yang memuaskan tersebut bukan hanya membuat Ribka mendapatkan upah yang sepadan. Namun lebih dari itu, ia mengalami perubahan hidup dengan menjadi pendamping hidup Ishak. Melalui garis keturunannya lahirlah Mesias. Hal tersebut terjadi karena ia mengembangkan sebuah sikap yang selalu siap dalam memberikan pelayanan terbaik.

Tuhan menghendaki kita agar senantiasa dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi orang-orang di sekaliling kita. Bahkan Ia ingin kita dapat melayani sesama jauh lebih banyak dari yang dituntut mereka.

Go for extra mile.

Jangan Mengingini

Bacaan: II Sam 11:1-27

Kel 20:17 “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."

Sebuah peribahasa mengatakan bahwa rumput di rumah tetangga seringkali terlihat lebih hijau dibandingkan rumput yang ada di rumah kita. Hal ini menunjukkan betapa manusia memiliki sebuah kecenderungan untuk bersikap tidak pernah puas atas apa yang telah dimilikinya. Terkadang kita kurang dapat mensyukuri atas semua anugrah yang diberikan Tuhan kepada kita sehingga terus menerus mengeluh dan membandingkan diri dengan orang lain. Firman Tuhan pada hari ini kembali mengingatkan kita untuk tidak mengingini milik orang lain.

Perintah tersebut tidak hanya ditujukan Tuhan kepada orang-orang yang kurang mampu, namun juga ditujukan kepada orang-orang yang kaya. Hal tersebut diakibatkan karena orang-orang yang berkelebihan pun cenderung tidak pernah puas akan kekayaan mereka, bahkan selalu berhasrat untuk mengejar lebih banyak lagi harta.

Daud merupakan seorang raja yang dihormati, selain sebagai seorang prajurit yang tangguh, ia juga menjadi pemazmur yang disukai oleh banyak orang. Namun demikian, semua kelebihan tersebut tidak membuat dirinya puas dengan apa yang dimilikinya. Sekalipun ia telah memiliki banyak istri, dosa universal ini juga menyerang Daud, orang yang dekat dengan Tuhan, sehingga ia menginginkan Batsyeba, yang merupakan istri Uria, menjadi miliknya.

Menginginkan milik orang lain dapat menjadi sebuah awal ketidak-puasan atas pemberian Tuhan dan bahkan membuka pintu gerbang dosa semakin lebar. Inilah awal kehancuran. Mari kita memulai hari ini dengan ucapan syukur atas semua pemberian terbaik yang Tuhan telah sediakan.

Let thanks giving become your rock foundation.

Adaptasi

Bacaan: Yoel 3:9-17

Yoel 3:10 “Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak…”

Bunglon merupakan salah satu binatang yang unik. Hewan ini menjadi unik karena ia memiliki sebuah kemampuan untuk dapat merubah warna kulitnya sesuai dengan warna tempat dimana ia berada. Hal ini mengingatkan kita pula bahwa salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dan para profesional dalam bertahan dan bahkan menang dalam dunia usaha adalah kemampuan beradaptasi.

Dalam hal ini, konteks adaptasi bukan berarti kita tidak memiliki prinsip maupun arah sehingga mudah mengikuti trend maupun perkataan orang lain. Adaptasi tidak hanya sekedar berbicara mengenai kemampuan interpersonal dan intrapersonal seseorang terhadap lingkungan yang baru, namun adaptasi juga berbicara mengenai kemampuan untuk dapat mengetahui situasi dan kondisi yang ada saat itu.

Adanya business cycle membuat setiap pengusaha harus jeli dalam melihat prospek industri. Ketika memasuki kurva penurunan, tidak sedikit perusahaan yang harus gulung tikar karena kekurangan modal. Pada situasi seperti ini beberapa pengusaha mulai beradaptasi dan berani berpindah haluan untuk memasuki industri yang baru namun menjanjikan keuntungan lebih baik. Perusahaan yang tidak beradaptasi dengan selera dan kebutuhan konsumen yang terus menerus berubah dan meningkat dapat dipastikan akan tertinggal dan mati.

Hari ini mari evaluasi diri Anda dan lihatlah apakah masih ada kebiasaan dan karakter Anda yang perlu diperbaiki. Sadari bahwa sebagai warganegara kerajaan Allah maka Anda harus dapat mengubah gaya hidup Anda, dan itu harus dimulai dari sekarang.

Change or die.

A Good Teacher

Bacaan: II Tim 3:10-16

II Tim 2:2 “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.

Anda mungkin setuju dengan saya bahwa tidak semua orang pandai mampu mengajar orang lain dengan baik. Banyak orang yang diberikan keahlian yang luar biasa, namun hanya sedikit orang yang mampu mewariskan keahliannya tersebut kepada orang lain. Terkadang saya teringat dengan para professor maupun doctor yang mengajar saya saat study di luar negeri. Mereka adalah orang-orang yang brilliant, namun hanya sedikit yang mampu mentransferkan pengetahuannya dengan cara yang mudah untuk dipelajari.

Salah satu hal yang dibutuhkan oleh para staff hingga level executive adalah adanya arahan yang disampaikan dengan jelas sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan tepat dan cepat. Kemampuan komunikasi yang baik dari pimpinan akan sangat membantu para pekerja untuk berjalan sesuai dengan visi, misi, nilai maupun strategi dari perusahaan. Itu sebabnya orang-orang dengan kemampuan sebagai trainer merupakan salah satu human capital yang penting bagi perusahan.

Firman Tuhan merupakan suatu asset yang sangat berharga. Hal yang menarik bagi saya dalam bacaan Alkitab hari ini adalah ternyata kebenaran tersebut tidak ditekankan untuk diwariskan kepada orang-orang yang cakap dalam perencanaan, namun dipercayakan kepada orang-orang yang cakap dalam mengajar orang lain.

Saya merasa bahwa jeritan para pekerja, khususnya para profesional muda, adalah mereka membutuhkan figur seorang pemimpin yang bukan hanya memiliki visi cemerlang, namun juga kemampuan untuk mewariskan visi berikut cara untuk mencapainya dengan baik. Saya berharap Anda dapat mendengar jeritan itu hari ini.

Wariskan kebenaran itu.

Business Opportunity

Bacaan: Rut 2:1-9

Rut 2:2 “…Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku…”

Salah satu kemampuan yang diperlukan oleh setiap pengusaha adalah kemampuan untuk melihat peluang pasar. Ada banyak orang yang dikaruniai pengetahuan dan keterampilan, namun tidak semua orang mampu melihat peluang bisnis yang ada di depannya, padahal peluang tersebut terkadang begitu dekatnya dengan kegiatan kita sehari-hari hingga kita tidak menyadarinya.

Seringkali kesempatan tersebut hilang karena kita tidak cukup sigap dalam memanfaatkannya. Ada banyak alasan untuk kita malas bergerak dan keluar dari comfort zone kita. Sebagian orang akan berdalih bahwa mereka tidak memiliki cukup modal. Ada yang beralasan bahwa mereka tidak memiliki pengalaman. Banyak juga yang takut melangkah karena merasa tidak memiliki mitra yang dapat mendukung usahanya.

Hari ini firman Tuhan mengajarkan kita akan inisiatif seorang perempuan muda bernama Rut. Rut tidak memiliki modal apa-apa selain iman kepada Tuhan. Ia tidak memiliki keahlian khusus untuk membuka sebuah usaha selain sebuah kemauan untuk mencoba. Ia juga tidak memiliki partner bisnis di tengah regional yang sama sekali baru baginya selain sepasang tangan yang mau bekerja keras.

Namun demikian, satu hal yang menarik adalah Rut mampu melihat peluang kecil yang diabaikan oleh banyak orang, yaitu memungut bulir-bulir jelai. Sebuah pekerjaan kecil yang mungkin dianggap rendah oleh banyak orang. Akan tetapi, kerendahan hati dan ketekunan itulah yang membuat Rut memperoleh kasih karunia dari Tuhan.

Little opportunity with God is the beginning of success.

Rejoice

Bacaan: Hab 3:16-19

Hab 3:17-18 “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.“

Memasuki tahun yang baru seringkali menjadi suatu tantangan bagi para profesional, bukan hanya karena permulaan tahun menjadi suatu titk untuk memulai pengejaran target yang baru, namun lebih dari itu karena tantangan terbesar adalah ketika kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi di depan kita. Ada begitu banyak ramalan mengenai apa yang akan terjadi di tahun ini. Sebagian mengatakan bahwa perekonomian akan membaik, di sisi lain sebagian besar para analis memperkirakan bahwa keadaan akan semakin memburuk.

Tidak dapat disangkal bahwa krisis subprime mortgage yang melanda Amerika menjadi pemicu runtuhnya perekonomian global. Amerika yang selama ini sering dianggap sebagai negara adi daya mulai terlihat rapuh dan terancam menghadapi resesi. Dampak dari krisis ekonomi ini secara perlahan mulai terjadi di Indonesia, salah satunya dengan tumbangnya indeks saham. Belum lagi melonjaknya harga minyak dunia membuat defisit APBN semakin menekan kehidupan kaum marginal.

Mencermati keadaan yang semakin buruk, hal yang terpenting adalah sikap dalam menghadapi semua kondisi yang tidak menentu ini. Firman Tuhan mengajarkan agar kita senantiasa bersuka-cita dalam segala hal. Seperti nabi Habakuk, Tuhan menginginkan agar setiap anak-anakNya tetap belajar bersyukur atas setiap keadaan yang terjadi.

Bersuka-cita dalam penderitaan bukanlah hal yang mudah, namun satu hal yang pasti adalah bersuka-cita menjadi sebuah bench mark kualitas kekristenan kita. Kiranya buah roh sukacita ini tetap ada dalam hati Anda hari ini.

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan.

Just In Time

Bacaan: II Pet 3:1-9

Peng 3:1 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Dalam dunia usaha kita mengenal istilah Just In Time (JIT), yaitu sebuah sistem persediaan yang menekankan kepada perencanaan waktu dalam mengatur tersedianya barang sehingga tidak menimbulkan adanya penumpukan persediaan. Adanya sistem ini diyakini dapat membantu menekan biaya, terutama biaya penyimpanan, sehingga margin yang diperoleh dapat semakin tinggi.

Pelaksanaan Just In Time tentunya sangat terkait erat dengan perencanaan waktu. Keterlambatan penerimaan maupun pengiriman barang dapat berakibat berhentinya siklus produksi. Dengan demikian ketepatan waktu menjadi suatu indikator penting dalam penerapan sistem ini.

Berbicara mengenai tepat waktu, sering kali para profesional menjadi sedemikian sibuknya sehingga terkadang mengabaikan pentingnya menepati waktu. Betapa sering sebuah meeting menjadi tertunda karena menunggu kedatangan seseorang yang diharapkan datang on time namun ternyata terlambat.

Saya tertarik dengan sebuah perkataan yang berbunyi demikian, “Early is on time, on time is late, late is unacceptable.” Perkataan tersebut mencoba menekankan pentingnya menepati janji dengan mengatakan bahwa datang on time sebenarnya dapat berarti kita sudah terlambat, dan hal tersebut tidak dapat ditoleransi.

Seandainya kita berbicara mengenai menepati janji dan tepat waktu, saya percaya bahwa ada satu pribadi yang dapat menjadi teladan bagi para profesional, yaitu Yesus sendiri. Ia tidak pernah terlampau cepat, Ia tidak pernah terlambat. Ia selalu menepati janjiNya.

His time is always perfect.

24 July 2008

Pursuit of Network

Bacaan: Mat 20:20-28

Mat 20:21 “…Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."

Suatu hari saya mengadakan lunch meeting bersama seorang sahabat yang saat ini sudah menjadi seorang business consultant. Dalam pembicaraan tersebut ia mengisahkan perjalanan karir seorang saudaranya yang berhasil menjadi Vice President di sebuah perusahaan publik nasional. Semboyan dari keberhasilannya adalah good at people and number.

Saya teringat pula dengan nasihat seorang mentor saya dalam pekerjaan. Untuk menjadi seorang yang sukses, yang diperlukan bukan mengenai what you know, namun who you know. Hal tersebut kembali menginspirasi saya untuk menjadi profesional yang seimbang antara financial skill dan people skill. Semakin tinggi posisi seseorang, ia harus semakin mengembangkan kemampuannya dalam membangun hubungan dengan orang lain. Networking merupakan sebuah advantage bagi setiap orang yang ingin sukses dalam karir.

Sedemikian berpengaruhya peran relasi, tidak sedikit orang yang menggunakan hal tersebut untuk tujuan yang negatif dan berakhir dengan KKN. Saya bersyukur bahwa Yesus menggunakan pendekatan yang berbeda dalam networking untuk menggenapi tujuan hidupNya. Ia lebih memilih bergaul dengan orang-orang berdosa dan tidak berarti di masyarakat dibandingkan bermitra dengan para ahli farisi dan tokoh-tokoh agama, yang secara status dan posisi jauh lebih baik.

Apakah Anda termasuk orang yang mengandalkan relasi network Anda dibandingkan mengandalkan Tuhan? Kiranya kuatnya hubungan network Anda bukan hanya sebatas horisontal namun juga senantiasa bersifat vertikal kepada Tuhan, karena tanpa mengenal Yesus maka semua usaha Anda adalah sia-sia.

Build your network with Christ.

Pursuit of Power

Bacaan: Mat 23:1-12

Mat 23:11-12 “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Bagi sebagian orang, pengejaran akan kekuasaan telah menjadi suatu kebutuhan bagi mereka sebagai pembuktian diri kepada dunia. Tengoklah bagaimana para elite politik bertarung untuk memperebutkan kursi di pemerintahan. Lihatlah bagaimana para profesional bersaing untuk mengejar jabatan dalam perusahaan. Bahkan lebih ironis lagi, lihatlah bagaimana para hamba Tuhan saling menjatuhkan untuk mengejar kebesaran dalam pelayanan di gereja.

Beberapa orang mencoba untuk mengejar kekuasaan dengan cara mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Sebagian orang mencoba dengan jalan lain, yaitu intelektual yang dapat membuat orang dihormati. Sekelompok orang mencoba mengejar kekuasaan dengan jalur koneksi terhadap para pejabat. Bahkan ada orang-orang yang mengejar kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, termasuk melalui kuasa kegelapan.

Ketika manusia diciptakan, Tuhan memberikan sebuah mandat budaya kepada manusia untuk berkuasa atas bumi. Kode genetik ini seolah diperlengkapi ketika Ia memberikan kuasa Roh Kudus di dalam kehidupan orang percaya. Namun demikian, saya bersyukur bahwa Yesus datang untuk merombak total paradigma bahwa kehidupan ini adalah untuk mengejar kekuasaan belaka.

Yesus datang ke dunia untuk menjadi hamba. Yesus menolak untuk diangkat menjadi raja orang Yahudi, Ia lebih memilih untuk menjadi raja di dalam setiap hati orang yang mengasihiNya. Yesus mengajarkan bahwa kebesaran sejati seorang pemimpin diperoleh hanya ketika kita dapat belajar menjadi hamba bagi orang lain.

More of God and less of me.

Pursuit of Happiness

Bacaan: Yoh 15:9-17

Yoh 15:11 “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”

Semua orang mengharapkan kehidupan yang bahagia. Sama seperti pepatah yang mengatakan bahwa ada banyak jalan menuju Roma, demikian pula orang mencoba mengejar kebahagiaan dengan berbagai cara. Ada orang yang mengejar kebahagiaan dengan menghamburkan uang. Sebagian berpikir bahwa berjalan-jalan dengan para sahabat dapat menjadi jawaban bagi kekosongan hidup mereka.

Tidak heran bahwa industri hiburan seolah menjadi jawaban bagi orang yang mencari kesenangan. Lihatlah bagaimana dunia entertainment manyajikan acara-acara televisi, bioskop, konser, karaoke, night club, café, maupun segudang hiburan lainnya untuk menawarkan kebahagiaan. Entertainment dan life style seolah menjadi bisnis yang tidak pernah berakhir dan selalu menawarkan solusi bagi orang yang membutuhkan kebahagiaan.

Terkadang ironis melihat bagaimana para entertainer sendiri berjuang mencari arti kebahagiaan yang sejati. Lihatlah bagaimana para artis yang selalu nampak menghibur orang banyak ternyata tidak menemukan jawaban yang memuaskan untuk kebahagiaan hidupnya. Narkoba dan free sex seolah menjadi media pemuas kekosongan hidup. Sangat disayangkan bahwa semuanya itu tidak memberikan jawaban, dan hanya berakhir dengan kehancuran karir dan kehidupan.

Yesus mengatakan bahwa sukacita kehidupan hanya dapat diperoleh di dalam Dia. Ketika kita hidup dalam kasihNya dan mentaati seluruh firmanNya maka Dia akan memberikan arti kebahagiaan sejati dalam hidup. Sadarilah tidak ada sukacita yang lebih besar bagi Bapa di surga selain melihat bahwa anak-anakNya hidup dalam kebenaran.

The joy of the Lord is greater than the happiness offered by the world.

Pursuit of Health

Bacaan: II Raja 20:1-21

II Taw 32:24-25 “Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit, sehingga hampir mati. Ia berdoa kepada TUHAN, dan TUHAN berfirman kepadanya dan memberikannya suatu tanda ajaib. Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka.”

Kesehatan merupakan anugrah Tuhan. Tidak ada hal yang lebih indah selain kita dapat hidup normal dan mensyukuri kesehatan yang diberikan Tuhan kepada kita. Namun demikian, terkadang kesehatan menjadi sesuatu yang kurang dianggap ketika keadaan tubuh kita baik-baik saja. Kita seringkali menganggap bahwa tubuh yang sehat adalah biasa saja dan sudah sewajarnya jika kita tidak memiliki penyakit.

Di sisi lain, saya bertemu dengan orang-orang yang begitu peduli dengan menjaga kesehatan tubuh mereka. Pola makan, jam tidur yang teratur, olah raga dan serangkaian kegiatan lainnya banyak dlakukan oleh orang-orang yang mengejar kesehatan sebagai prioritas utama dalam hidup mereka. Mereka akan melakukan apa saja agar tubuh mereka tetap sehat, sekalipun dalam hal ini harus mengorbankan uang, waktu bahkan iman mereka.

Bacaan Alkitab pada pagi hari ini mengisahkan seorang raja bernama Hizkia yang telah terbaring sakit dan mendapat vonis mati dari Tuhan. Ketika ia mulai berdoa memohon belas kasihan Tuhan atas kesehatannya, maka Tuhan tergerak dan memberi ia kesehatan sehingga usainya diperpanjang Tuhan. Namun demikian, pengejarannya akan panjang umur dengan kesehatan yang prima tidak membuat kehidupannya menjadi lebih baik, karena dengan kesehatan yang telah diberikan Tuhan, Hizkia ternyata tidak mempermuliakan nama Tuhan.

Mari kita mengawali hari ini dengan bersyukur atas kesehatan yang Tuhan berikan. Sadarilah pula bahwa tubuh yang sehat bukanlah segala-galanya, jika hidup sehat itu tidak digunakan untuk mempermuliakan Tuhan.

Take care of your body.

Pursuit of Knowledge

Bacaan: Peng 12:8-14

Peng 12:8 “Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan.”

Siapa memiliki pengetahuan, dia memiliki otoritas. Pertama kali saya mendengar kalimat tersebut dari Peter F. Drucker, the Father of Modern Management, saya merasa bahwa pengetahuan merupakan suatu hal yang wajib dikejar dalam kehidupan ini. Tidak ada seorangpun ingin menjadi orang yang bodoh karena hampir seluruh posisi strategis dalam dunia usaha dikuasai oleh orang-orang yang memiliki intelektual tinggi. Tidak heran bahwa ada begitu banyak orang yang rela bekerja dan belajar berjam-jam demi mengejar sesuatu yang disebut pengetahuan, bahkan sekalipun hal tersebut mengorbankan kesehatan dan waktu mereka demi keluarga.

Ketika kita berbicara mengenai pengetahuan, ada kehidupan seorang tokoh yang patut menjadi sebuah perenungan dalam pengejaran akan pengetahun ini. Raja Salomo merupakan orang yang sangat pandai. Ia menjadi raja dalam usia muda dan menulis banyak buku serta amsal. Namun demikian, pada akhir kehidupannya ia berkata bahwa pengejaran akan pengetahuan adalah sia-sia tanpa hidup takut akan Tuhan. Sebagaimana para ahli farisi, Salomo juga mengetahui banyak akan kebenaran, namun ia tidak melakukan apa yang diajarkannya tersebut.

Pengetahuan tidak pernah ada batasnya. Saya tidak sedang berbicara bahwa Anda tidak perlu belajar dan terus berusaha menjadi orang yang pandai. Tetapi jauh lebih dalam dari hal itu adalah jangan pernah mengijinkan pengejaran akan pengetahuan menggantikan pengejaran Anda akan pribadi dari Tuhan sendiri.

Intelektual dapat mempesona orang, namun hanya kasih yang mengubah hidup seseorang.

Pursuit of Life

Bacaan: Mat 6:25-34

Mat 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Pada umumnya ada tiga hal yang dikejar oleh setiap orang yang mencari pekerjaan, yaitu pengetahuan, gaji dan lingkungan. Bagi para pekerja awal, pengetahuan merupakan suatu hal yang dikejar dan diharapkan dapat diperoleh sebagai modal karir selanjutnya. Sementara itu, hampir semua orang juga menginginkan gaji yang tinggi, bonus maupun komisi yang sepadan dengan hasil kerja mereka. Di sisi lain, sebagian orang lebih mengutamakan lingkungan perusahaan sebagai faktor yang dikejar dalam mencari pekerjaan, antara lain suasana kerja, lokasi tempat kerja, fasilitas kantor, rekan-rekan kerja maupun kesempatan berkarir.

Idealnya kita mengharapkan agar ketiga hal tersebut dapat kita peroleh. Namun apabila ternyata hanya salah satu pilihan yang dapat Anda pilih, manakah yang menjadi prioritas Anda? Apa yang sebenarnya Anda kejar dalam kehidupan ini? Pertanyaan tersebut merupakan sebagian kecil dari hal-hal penting yang patut kita renungkan dalam pejalanan kehidupan sebagai orang percaya.

Yesus mengajarkan agar kita terlebih dahulu mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya. Ketika kita menjalani kehidupan dengan mata terarah kepada Kristus, maka Ia berjanji bahwa Ia akan mencukupi segala kebutuhan kita. Pagi ini marilah kita memulai hari yang baru dengan memprioritaskan Tuhan sebagai pengejaran terutama dalam kehidupan, karena itulah yang menjadi kerinduan hatiNya.

Be the God chaser.

Pursuit of Peace

Bacaan: Kej 22:22-34

II Tim 2:22 “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah ….kejarlah damai…”

Konflik dalam dunia bisnis merupakan suatu hal yang terkadang sukar untuk dihindari. Seringkali masalah muncul bukan hanya dengan pihak ketiga, melainkan juga dengan sesama rekan kerja di perusahaan. Pada saat itu pengendalian emosi dan berpikir jernih menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

Seorang sahabat mengisahkan kepada saya bagaimana mitra usaha yang menjalankan bisnis bersama-sama dengannya ternyata berbalik dan menyakiti hatinya. Orang tersebut menutup usaha yang dijalankan mereka bersama secara sepihak, lalu membuka usaha sejenis tidak jauh dari kantor mereka yang lama. Tidak cukup hingga disitu, ternyata orang tersebut menarik seluruh karyawan serta seluruh pelanggan untuk bergabung dengannya. Tidak ada yang tersisa bagi sahabat saya selain sebuah ruko dengan setumpuk hutang. Ironis bukan?

Saya percaya bahwa Anda mungkin pernah mendengar kisah yang serupa. Namun pada hari ini yang perlu direnungkan adalah bagaimana reaksi Anda dalam menyikapi hal tersebut. Apakah Anda akan marah serta menuntut ganti rugi? Apakah Anda akan membenci orang tersebut? Atau apakah Anda dapat mengasihi dan tetap membangun persahabatan dengan orang itu?

Abraham menjadi contoh bagaimana reaksi seorang profesional Kristen dalam mengejar perdamaian. Ia tidak marah kepada Abimelekh ketika orang-orang Abimelekh merebut sumur yang digalinya. Terlebih dari itu, ia tetap mengasihi dan menjadi sahabat bagi Abimelekh. Kualitas pembawa damai seperti inilah yang membuat perbedaan dan dicari oleh dunia.

Peace with God then you will have peace with man.

Pursuit of Love

Bacaan: II Tim 2:20-22

II Tim 2:22 “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah ...kasih (charity)...” KJV

Hari-hari terakhir ini saya banyak mengambil waktu untuk merenung dan mempertajam arah kehidupan. Tentunya waktu refleksi kehidupan seperti ini juga pernah Anda kerjakan agar dapat bergerak semakin tajam dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Apa sebenarnya yang Anda kejar? Pertanyaan ini sewajarnya mendapat perhatian yang serius bagi setiap orang percaya.

Manusia cenderung mengejar sesuatu yang dianggap memiliki nilai tinggi karena dengan memperolehnya maka hal tersebut dipercaya dapat memberikan value added atau keuntungan bagi mereka. Sebagai contoh lihatlah bagaimana orang berlomba-lomba mengejar kenaikan harga properti, saham maupun komoditi sebagai portfolio investasi. Namun sangat disayangkan bahwa pengejaran terhadap nilai investasi tersebut bersifat fluktuatif karena tingginya tingkat volatility sehingga mengakibatkan ketidak stabilan harga.

Dalam ekonomi kita mengenal hukum permintaan dan penawaran, dimana harga maupun nilai suatu barang akan menjadi sangat tinggi dan bernilai ketika terjadi kelangkaan terhadap barang tersebut. Langkanya minyak menjadi sebuah contoh nyata yang mengakibatkan harga minyak meroket karena terbatasnya persediaan.

Sebagai investor, tentunya kita harus memahami bahwa pengejaran yang memiliki nilai tinggi haruslah diutamakan terhadap sesuatu yang bersifat langka. Apakah hal itu? Anda mungkin terkejut, jawabannya adalah Kasih. Ya, firman Tuhan mengatakan bahwa pada akhir jaman maka kasih kebanyakan orang akan semakin dingin dan manusia cenderung mementingkan diri sendiri. Jeritan manusia akan langkanya cinta sejati merupakan kebutuhan yang harus Anda kejar hari ini.

Kejarlah kasih.

Pursuit of Faith

Bacaan: II Tim 2:20-22

II Tim 2:22 “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah ...kesetiaan (faith)...” KJV

Percaya merupakan suatu hal yang mudah untuk dikatakan, namun sangat sulit untuk dilakukan. Tidak sedikit perusahaan yang menekankan kata “Trust” sebagai bagian dari nilai-nilai yang tumbuh dalam corporate culture mereka. Pertanyaan yang perlu direnungkan pagi hari ini adalah apakah Anda dapat dipercaya?

Sebuah kalimat dari buku Robert Schuller yang berjudul “Trust God who trusts you” telah menjadi sebuah perenungan yang mengubah kehidupan saya. Pernahkah Anda berpikir bahwa Tuhan senantiasa setia dan mau selalu percaya kepada orang-orang seperti kita? Ia mempercayakan kita dengan kesehatan, pekerjaan, pendidikan, keluarga dan begitu banyak anugrah lainnya. Sangat mengagumkan melihat bahwa Tuhan tetap percaya sekalipun kita berulang-kali gagal dan menyakiti hatiNya.

Terkadang cukup ironis melihat bahwa kepercayaan yang diberikan Tuhan kepada kita tidak sepadan dengan iman kita kepadaNya. Betapa sering kita tidak percaya akan janji perlindungan dan pemeliharaanNya, sekalipun Ia telah berulang kali mengatakan hal tersebut dalam firmanNya.
Saya bersyukur bahwa Tuhan tidak pernah menyerah dalam mempercayai kita. Mata kasihNya tetap setia tertuju kepada kita sekalipun proses yang kita lalui terkadang melukai perasaanNya. Ia tetap menanti dengan sabar karena Ia tahu bahwa penantianNya terhadap kita tidak sia-sia. Pagi hari ini, yang Tuhan inginkan dari kita adalah belajar mempercayai Dia sepenuhnya, sama seperti Ia senantiasa percaya kepada kita.

Trust God who trusts you.

Pursuit of Righteousness

Bacaan: II Tim 2:20-22

II Tim 2:22 “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan (righteousness)...” KJV

Apabila Anda membaca surat kabar maupun menonton televisi, maka berita mengenai pencarian akan kebenaran merupakan salah satu topik yang akan selalu muncul. Tidak sedikit kita melihat bagaimana orang melakukan orasi maupun demonstrasi untuk mencari kebenaran. Keadilan nampaknya telah menjadi suatu hal yang memilukan di tengah negara yang mengaku memiliki supremasi hukum.

Dalam dunia bisnis, kebenaran juga telah menjadi suatu hal yang kerap dipertanyakan, terutama ditengah maraknya korupsi dan ketidak-jujuran dalam transaksi usaha. Tidak heran konsep Good Corporate Governance yang menekankan keterbukaan menjadi hal yang sangat diperlukan, sekalipun terkadang hal tersebut masih sebatas slogan belaka.

Terkadang saya merenung bagaimana pada jaman dahulu orang melakukan transaksi bisnis hanya dengan modal kepercayaan, tidak banyak dibuat dokumen kontrak sebagai back up karena setiap orang saling menghargai integritas perkataan mereka. My word is my committment, kurang lebih demikianlah filosofi dagang para pengusaha Chinese. Namun seiring dengan berjalannya waktu maka nampaknya sebagian dari nilai luhur tersebut mulai luntur pula.

Yesus mengatakan bahwa Ia adalah kebenaran. Ketika Paulus menasihati Timotius, saya percaya bahwa ia ingin agar setiap orang mengenal Yesus, sang kebenaran sejati, dan hidup taat di dalam firman kebenaranNya. Hal itulah yang harus terus dikejar oleh setiap profesional Kristen hingga kebenaran itu terpancar kepada dunia melalui perkataan, pikiran dan perbuatan kita.

Can people see the truth in you today?

Pursuit of Holiness

Bacaan: II Tim 2:20-22

II Tim 2:22 “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda...”

Suatu hari saya berbincang-bincang dengan seorang sahabat. Dalam pembicaraan tersebut, ia mengisahkan akan salah seorang teman kami di Sydney yang saat ini bekerja di Singapore. Hal yang sangat menarik adalah bahwa tempat dimana ia bekerja tersebut ternyata memiliki nilai-nilai moral yang sangat positif, terutama dalam penggunaan internet.

Seluruh sistem IT di tempatnya bekerja langsung mendeteksi ketika ada karyawan yang mengakses situs porno melalui internet. Peraturan dalam perusahaan tersebut adalah bahwa karyawan tidak boleh membuka situs porno, dan apabila ternyata terdeteksi maka karyawan yang bersangkutan akan langsung mendapat surat peringatan dan dapat diberhentikan.

Kisah tersebut sangat menarik perhatian saya, di tengah maraknya penggunaan internet yang sudah dianggap sebagai window of the world. Bayangkan, sebuah statistik mengejutkan tahun 2006 mencatat bahwa ternyata jumlah orang yang mengakses situs porno adalah sebanyak 4.2 juta kali setiap harinya dengan jumlah pengiriman e-mail porno sebanyak 68 juta e-mail setiap hari. Survei tahun 2004 mencatat bahwa 1 dari 2 pria mengakui terikat dengan internet porno dimana 40% pendeta terlibat di dalamnya.

Bacaan firman Tuhan pada hari ini menasihatkan setiap orang, khusunya anak muda, untuk dapat lari manjauhi nafsu dan hidup dalam kekudusan. Saya berdoa agar kekudusan senantiasa menjadi bagian kehidupan kita karena Tuhan menghendaki agar kita hidup kudus sama sebagaimana Ia sendiri adalah kudus. Kejarlah kekudusan, karena tanpa kekudusan tidak seorangpun dapat melihat Allah.

Make your office desk a holy altar today.

Power Plant

Bacaan: Yoh 15:1-8

Yer 17:7 “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!”

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, dunia mengalami apa yang disebut krisis energi. Berkurangnya pasokan minyak mentah semakin membuat harga minyak terus melambung tinggi, bahkan mencapai 100 US dollar, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Indonesia turut merasakan dampak ini dimana harga BBM terus mengalami kenaikan. Hal ini membuat masyarakat maupun sektor industri mengalami tekanan yang semakin berat.

Beberapa perusahaan mulai mencoba melakukan pengalihan komponen baham bakar dari BBM dan listrik menjadi batu bara dan sumber daya alternatif lainnya seperti gas maupun panas bumi. Upaya efisiensi terus dilakukan agar perusahaan dapat terus survive dan competitive di tengah pasar yang smeakin melemah.

Pada era seperti ini power plant atau pembangkit tenaga menjadi sebuah keharusan apabila perusahaan tetap ingin bertahan. Dibutuhkan suatu terobosan baru dalam konversi energi agar bahan bakar tidak terus bergantung kepada harga BBM maupun listrik yang tidak pasti.

Peristiwa di atas mengingatkan kita untuk terus melekat kepada Yesus, sumber kekuatan sejati. Di luar Kristus kita tidak akan pernah dapat bertahan menghadapi beban dan pencobaan yang semakin berat. Pada hari ini apabila Anda masih mengandalkan kekuatan diri sendiri maupun mengandalkan manusia, marilah bertobat dan beralih untuk selalu mengandalkan Yesus dalam segala perkara. Itulah kunci kekuatan sejati.

If others fail, try Jesus.

Radical

Bacaan: Lukas 19:1-10

Lukas 19:10 “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Apabila ada satu contoh orang dalam Alkitab yang dikatakan radikal, maka saya akan menyebut nama Zakheus. Zakheus merupakan pemungut cukai yang dibenci pada jamannya, namun demikian kisah hidupnya menjadi sebuah pelajaran bahwa Tuhan dapat bekerja dan mengubah white collar criminal secara radikal untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Berikut adalah beberapa pelajaran dari kehidupan Zakheus.

1. Mencari Tuhan
Zakheus berusha untuk melihat Yesus dengan segala usaha. Ia tidak malu untuk memanjat pohon hanya untuk menjumpai pribadi yang dapat mengisi kekosongan jiwanya. Ia mengabaikan rasa malu dan hinaan orang karena sungguh-sungguh mencari kasih yang sejati. Baginya pencarian akan Tuhan lebih berharga dari kekayaan dan jabatannya.

2. Memberikan respon
Zakheus memberikan respon positif akan undangan Yesus. Ia menerima Yesus dengan sukacita di rumahnya. Ditengah banyaknya para ahli Taurat yang menolak Yesus, Zakheus yang adalah orang berdosa dapat memberikan respon yang tepat untuk menerima Yesus.

3. Bertobat
Arti nama Zakheus adalah pure atau murni. Ketika Zakheus bertobat, maka pertobatannya adalah murni. Ia segera mengambil komitmen untuk memberikan setengah kekayaannya kepada orang miskin dan mengembalikan empat kali lipat kepada semua orang yang pernah diperasnya.

Pertobatan Zakheus yang radikal menjadi contoh bahwa Anda juga dapat melakukan hal yang sama di tempat kerja Anda. Yesus datang untuk mencari orang yang berdosa. Temukanlah Zakheus yang ada di sekaliling Anda hari ini.

Jesus loves tax collector, how about you?

Betrayed

Bacaan: Yoh 21:15-19

Yoh 21:15 “…Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?...”

Dalam memulai sebuah usaha, para pemula dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu berusaha sendiri atau bermitra dengan orang lain. Terkadang pilihan yang kedua menjadi alternatif yang banyak dipilih. Selain berbagi modal dan pengalaman, para pengusaha muda mengharapkan agar adanya kemitran dapat membantu mengurangi risiko kerugian.

Pada tahap awal, memilih mitra bisnis merupakan suatu hal yang sangat penting. Para profesional harus dengan cermat menentukan dengan siapa mereka akan membangun usaha mereka. Seringkali saudara maupun sahabat karib menjadi pilihan pertama dalam menentukan rekan kerja Namun demikian, tidak sedikit kisah yang terdengar mengenai hancurnya usaha yang sudah dirintis bersama selama bertahun-tahun karena salah satu partner ternyata berlaku curang. Pengkhianatan seolah merupakan hal yang dianggap wajar dalam dunia bisnis.

Yesus juga pernah mengalami rasanya dikhianati oleh orang yang menjadi mitra kerja-Nya. Yesus berdoa semalaman untuk memilih dua belas murid. Akan tetapi, Ia harus menerima kenyataan bahwa Yudas menjual diri-Nya, Petrus menyangkali-Nya, para murid lari meninggalkan-Nya. Bagaimana reaksi Yesus? Ia tetap mengasihi dan memberi mereka kesempatan untuk bertobat kembali.

Mungkin ada di antara Anda yang pernah merasakan sakitnya dikhianati oleh rekan usaha Anda. Mungkin juga orang yang mengkhianati Anda tersebut adalah pasangan Anda atau anggota keluarga yang Anda kasihi. Mari belajar dari Yesus yang tetap setia sekalipun seringkali kita juga menyakiti-Nya.

Love covers all things.

Missing Factor

Bacaan: II Tim 2:19-26

II Tim 2:21 “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

Apabila Anda senang membaca, maka beberapa tahun belakangan ini buku-buku dengan topik positive thinking, goal setting maupun mengembangkan potensi sangat marak beredar di pasaran. Terlepas dengan masuknya beberapa unsur New Age Movement yang mengajar para pembaca untuk berfokus pada kekuatan diri sendiri dibandingkan bergantung kepada Tuhan, kita perlu bersyukur karena Tuhan memakai hal ini untuk menyadarkan gereja-Nya sehingga orang percaya dapat hidup maksimal dalam kebenaran dan mencapai tujuan hidup yang Tuhan rencanakan.

Pengajaran akan memaksimalkan kapasitas merupakan hal yang sangat positif untuk dikembangkan, walaupun terkadang orang diajarkan bahwa mereka dapat menjadi apa saja seperti yang mereka mimpikan, seolah-olah tidak ada hal apapun yang dapat menghalangi kekuatan dari fokus pada tujuan. Kerja keras, disiplin yang tinggi, serta semangat pantang menyerah diyakini menjadi suatu kekuatan yang membuat manusia dapat mencapai semua keinginan mereka.

Namun demikian, profesional Kristen terkadang melupakan sebuah faktor untuk dapat mencapai kemaksimalan mereka, yaitu kekudusan. Hanya orang-orang yang hidup berkenan dan menjaga kekudusan mereka yang akan siap untuk memperoleh promosi dari Tuhan. Kepandaian, pengalaman, kekayaan, network tidaklah bernilai ketika bejana kehidupan Anda penuh dengan dosa.

Firman Tuhan pada hari ini ingin mengingatkan setiap profesional agar tetap hidup kudus, bergantung kepada Tuhan serta menyerahkan seluruh mimpi masa depan kedalam tangan Tuhan, karena hanya Tuhan yang dapat membuat segala rencana-Nya tergenapi.

Kejarlah kekudusan!

Perfect Company

Bacaan: Mat 6:25-34

Mat 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Ada berbagai alasan yang mendasari berdirinya sebuah perusahaan, sebagai contoh adalah adanya perusahaan yang didirikan hanya untuk menjadi investment holding company saja. Ada pula perusahaan yang dibuat untuk real operation maupun hanya untuk menjadi paper company. Banyak special purpose vehicle yang terkadang sengaja diciptakan hanya untuk suatu tujuan tertentu maupun hanya untuk sebuah transaksi saja dan setelah itu lalu ditutup.

Dalam menjalani pekerjaan pada perusahaan dengan latar belakang yang berbeda tersebut, tidak sedikit profesional yang merasa bangga akan keadaan perusahaannya. Namun di sisi lain, banyak pula yang kecewa akan kondisi tempat kerjanya. Ada begitu banyak tuntutan dan harapan yang tidak terpenuhi. Hal tersebut membuat para pekerja kehilangan motivasi sehingga akhirnya kinerja perusahaan terpengaruh.

Kekecewaan seringkali muncul ketika apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam hal ini banyak professional yang kecewa karena mereka mencari sebuah perusahaan yang sempurna, dan ternyata mereka tidak pernah menemukan idealisme itu terjadi dalam tempat mereka mereka. Nampaknya selalu ada banyak alasan untuk bersungut-sungut dan mengeluh akan kondisi tempat kerjanya dibandingkan bersyukur bahwa Tuhan masih memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka.

Pagi ini mari kita belajar bersyukur akan kesempatan berkarya di perusahaan yang Tuhan percayakan. Berhenti mengeluh dan jangan tanya apa yang dapat perusahaan berikan bagi Anda, namun tanyakan apa yang dapat Anda beri bagi perusahaan Anda.